Senin, 12 Agustus 2013

mri

  1. Pertama, putaran nukleus atom molekul otot diselarikan dengan menggunakan medan magnet yang berkekuatan tinggi.
  2. Kemudian, denyutan/pulsa frekuensi radio dikenakan pada tingkat menegak kepada garis medan magnet agar sebagian nuklei hidrogen bertukar arah.
  3. Selepas itu, frekuensi radio akan dimatikan menyebabkan nuklei berganti pada konfigurasi awal. Ketika ini terjadi, tenaga frekuensi radio dibebaskan yang dapat ditemukan oleh gegelungyang mengelilingi pasien.
  4. Sinyal ini dicatat dan data yang dihasilkan diproses oleh komputer untuk menghasilkan gambar otot.
Dengan ini, ciri-ciri anatomi yang jelas dapat dihasilkan. Pada pengobatan, MRI digunakan untuk membedakan otot patologi seperti tumur otak dibandingkan otot normal.
Teknik ini bergantung kepada ciri tenang nuklei hidrogen yang dirangsang menggunakan magnet dalam air. Bahan contoh ditunjukkan seketika pada tenaga radio frekuensi, yang dengan kehadiran medan megnet, membuatkan nuklei dalam keadaan bertenaga tinggi. Ketika molekul kembali menurun kepada normal, tenaga akan dibebaskan ke sekitarnya, melalui proses yang dikenal sebagai relaksasi. Molekul bebas menurun pada ambang normal, tenang lebih pantas. Perbedaan antara kadar tenang merupakan asas gambar MRI--sebagai contoh, molekul air dalam darah bebas untuk tenang lebih pantas, dengan itu, tenang pada kadar berbeda berbanding molekul air dalam otot lain.

kyakny keren jga postingan teman ane d jadiin buku yaa,,,,hmmm

bab 1
Kau tahu kawan, jika lingkunganmu, kampusmu, sekolahmu, pergaulanmu hanya akan mambuatmu dikuasai maksiat, 

Hanya akan membuat aqidahmu menjadi sesat, 

Hanya akan membuatmu menghujat orang2 yang berjihad, 

Hanya akan membuatmu meninggalkan kewajiban puasa zakat dan shalat, 

Hanya akan membuatmu seks bebas hingga tertular virus HIV dan sipilis hingga sekarat,

Maka tinggalkanlah lingkungan burukmu itu sebelum terlambat,

Kita tidak tahu dalam bentuk apa Allah akan menurunkan laknat,

Bisa berbentuk gunung meletus bagai ratusan granat,

Bisa juga bagai ombak besar yang datang tanpa peringatan darurat,

Atau gempa Bumi yang meretakkan dan membuat tanah seolah berlipat,

Karena kadang seseorang berubah menjadi pendosa karena lingkungannya, ini harus selalu diingat,

Carilah pergaulan yang selamat, insyaAllah di akhirat nanti Nabi SAW akan memberi syafaat,

Tolong, doakan aku setiap saat,

Aku pun selalu mendoakanmu, mereka, kita semua, kapanpun, terutama setelah shalat,

Semoga Allah selalu menuntun kita untuk jadi lebih baik.. 


bab II
Pantaskah mereka mengkritik seorang Syaikh?

Kau tahu kawan, kita hidup di jaman dimana setiap orang merasa selalu berhak mengeluarkan pendapat serta pernyataan,

Merasa ahli di bidang yang ia tak pernah pelajari bahkan,

Contoh kecil, ada saja yang getol mengkritik Syaikh Ahmad Thayyib, Syaikhul Azhar yang dimuliakan,

Ada yang bilang "Yang kita kritisi itu pendapatnya, bukan oknumnya", cukup beralasan,

Ada lagi yang bilang, "Budaya mengkritik sudah dipraktekkan oleh ulama kita sejak dahulu!", hmm, memang bisa dipertimbangkan,

Iya juga ya? Tapi, hei, tunggu dulu,

Ulama kita dahulu memang tak lepas dari budaya kritis, seperti halnya Ibnu Rusyd dan Imam Ghazali,

Tapi,

Sadarkah kita bahwa mereka adalah ulama yang memiliki kredibelitas sebanding, bukan sembarangan,

Berbeda dengan sekarang,

Hasil ijtihad (penelitian) seorang Syaikh bahkan bisa dikritik oleh preman berbaju sorban,

Sebandingkah mereka? Oops, jangan salah berlogika dan mengambil kesimpulan,

Ehm, sudah sebandingkah mereka dengan beliau hingga mereka merasa berhak memberi kritikan?

Maaf, bukan menghujat, hanya saja kadang aku merasa ada yang perlu diluruskan,

Aku pun belum jadi orang kompeten, makanya urusan seperti ini tak terlalu aku pusingkan,

Aku juga ingin berkompeten, mohon didoakan, 

Biar para ulama lakukan tugasnya, sedangkan aku dan kawan-kawan, sebagai calon ulama (aamiin) juga punya kesibukan,

Menyemai mimpi dan berusaha mencapai kesuksesan,

Kesuksesan kita itu surga kan, kawan?

Semoga Islam kembali jaya,

Semoga Allah selalu menuntun kita untuk jadi lebih baik.. 


bab III

Ngakunya 100% Islam, tapi..

Jika mereka pikir Islam hanya shalat dan puasa, maka, hm, menyedihkan,

Karena kau tahu kawan, sejatinya Islam itu dibangun di atas pondasi, dan pondasinya itu rukun Islam, tentu kau masih hafal bukan?

Pondasi kawan, pondasi, lalu bagaimana dengan bangunan?

Berbakti pada orang tua, itu bangunan Islam,

Sedekah, juga,

Suka bersih-bersih? Wow pasti!

Hormati yang tua, sayangi yang muda, ini apalagi,

Ayo kawan, lebarkan pandangan, lihat Islam dari ketinggian,

Bukankah Nabi SAW bersabda, bahwa Islam itu dibangun "DI ATAS" lima hal, lima rukun?

Perkuat pondasi Islammu, perindah bangunannya dengan amalan-amalan,

Ah, indah, indah sekali agama kita ini kawan,

Sudahkah indahnya itu kau rasakan?

Dan sudah pulakah indahnya itu kau bagikan?

Semoga Allah selalu menuntun kita untuk jadi lebih baik.. 


ini hasil copast yaa,,,


Minggu, 03 Maret 2013

Teknik Radiografi Antegrade Pyelografi (APG)


Prosedur  Pemeriksaan dan  Penatalaksanaan Teknik Radiografi Antegrade Pyelografi (APG)”





Disusun oleh :

OKI NUR FAJRI                                              P2.31.30.0.11.029
RORY AGUSTRIA                                          P2.31.30.0.11.030

TINGKAT II REGULER


JURUSAN TEKNIK RADIODIAGNOSTIK DAN RADIOTERAPI
POLITEKNIK KESEHATAN DEPARTEMEN KESEHATAN JAKARTA II
Jl. Hang Jebat III Blok F3 Kebayoran Baru Jakarta Selatan 1212


Makalah  ini disusun untuk tugas Tenik Radiografi Lanjut jurusan Teknik Radiodiagnostik dan Radioterapi di Politeknik Kesehatah Kemenkes Jakarta II. Makalah ini membahas tentang Prosedur  Pemeriksaan dan  Penatalaksanaan Teknik Radiografi Antegrade Pyelografi (APG)”


BAB I
Pendahuluan

1.1  Latar Belakang
Saluran kemih merupakan sebuah sistem yang sangat berperan dalam proses metabolisme yang dilakukan tubuh. Sistem ini tersusun atas beberapa organ diantaranya sepasang ginjal, sepasang ureter, kandung kemih dan uretra. Sistem saluran kemih berfungsi sebagai sistem yang mensekresikan dan mengekskresikan zat-zat hasil metabolisme tubuh. Karena perannya yang besar, gangguan pada salah satu organ atau sebagian dari organ penyusun saluran kemih ini dapat menganggu metabolisme tubuh yang berujung pada terganggunya kesehatan tubuh seseorang. Oleh karena itu, berbagai cara, upaya dan teknik kesehatan yang membantu mendiagnosa dan mengatasi segala gangguan dari organ-organ sistem saluran kemih terus dikembangkan.
Gambaran radiologi yang dihasilkan dari pemeriksaan radionuklir (Rontgen, USG, CT Scan, MRI dan Kedokteran Nuklir) mempunyai peran penting dalam mendiagnosa dan memperoleh informasi yang dibutuhkan untuk mengetahui berbagai gangguan yang terjadi pada organ – organ tubuh. Dengan adanya bantuan dari visualisasi yang dicitrakan oleh berbagai alat ini, semua bendtuk gangguan-gangguan yang terjadi pada tubuh dapat diketahui dan diatasi lebih cepat. Teknik radiografi konvensional (rontgen) merupakan suatu usaha yang digunakan untuk mendapatkan visualisasi dari anatomi maupun fungsi organ atau sistem dari saluran kemih yang dicurigai mengalami gangguan yang dapat mengganggu proses metabolisme yang dilakukannya.
 Banyak teknik radiografi yang digunakan untuk mendapatkan visualisasi dari organ-organ penyusun sistem saluran kemih, baik untuk mendapatkan gambaran anatomi atau pun untuk mendiagnosa fungsi dari sistem saluran kemih itu sendiri. Oleh karena organ penyusun sistem saluran kemih ini merupakan organ lunak yang visualisasi anatominya tidak dapat diperoleh melalui teknik radiografi biasa, maka semua teknik pemeriksaan yang digunakan untuk menggambarkan  sistem saluran kemih memanfaatkan kontras media sebagai alat bantu pemeriksaan. Kontras media yang digunakan ini akan memberikan visualisasi berupa anatomi dan gambaran fungsi sistem yang bekerja. Kontras media yang digunakan akan memberikan efek radioopac pada organ yang dimasukinya sehingga membuat objek yang diperiksa memiliki visualisasi yang berbeda dengan organ disekitarnya.
Kontras media yang digunakan untuk memvisualisasikan organ-organ penyusun sistem saluran kemih akan dimasukkan ke dalam tubuh dengan berbagai cara/teknik. Teknik pemasukan kontras media yang biasa digunakan dalam pemeriksaan radiologi untuk sistem saluran kemih diantaranya BNO IVP (teknik pemasukan kontras media melalui pembuluh darah), Retrograde Pyelografi (teknik pemasukan kontras media dengan menggunakan kateter, aliran konras media melawan arah arus saluran kemih) dan Antegrade Pyelografi (teknik pemasukan kontras media secara percutaneus atau dapat melalui nephrostomy tube).
Teknik Antegrade Pyelografi yang dibahas dalam makalah ini merupakan teknik yang dilakukan apabila teknik – teknik radiografi lainnya tidak dapat memberikan gambaran maksimal dari susunan sistem saluran kemih yang diperiksa. Teknik Antegrade Pyelografi merupakan teknik yang digunakan untuk mendiagnosa klinis obstruksi yang terjadi pada saluran kemih bagian atas seperti ginjal dan ureter.

1.2  Tujuan
Secara umum, teknik Antegrade Pyelografi dilakukan dengan tujuan untuk memvisualisasikan struktur anatomi dari traktus urinarius (saluran kemih) sehingga dapat memberikan informasi yang sebanyak-banyaknya mengenai gangguan yang diderita pasien, hal tersebut diharapkan karena teknik radiografi lain yang telah dilakukan tidak mampu memberikan hasil maksimal bagi dokter untuk menegakkan diagnosa atas gangguan yang diderita pasien.
Namun, bila dirinci lagi, ada beberapa tujuan spesifik dari  pemeriksaan ini. Teknik ini  dilakukan untuk tujuan-tujuan tertentu seperti :
-          Mendeteksi adanya obstruksi yang terjadi pada organ-organ saluran kemih
-          Melihat anatomi dan keadaan organ sebelum operasi
-          Evaluasi pasca operasi terhadap ginjal dan ureter





BAB II
2.1 TEKNIK RADIOGRAFI ANTEGRADE PYELOGRAPHY (APG )

Definis
Teknik atau prosedur pemeriksaan sinar –X sistem urinaria dengan menggunakan media kontras yang dimasukan melalui kateter yangtelah dipasng oleh dokter urologi dengan cara nefrostomi percutan.
Tujuan
  • Memperlihatkan anatomi dan lesi lesi tractus urinarius bagian proksimal
  • Dilakukan setelah IVP gagal menghasilkan suatu diagnosa yang informatif/kurang akurat/metode RPG tidak memungkinkan.
  • Untuk menunjukan terutama gambaran renal pelvis dan ureter.
  • Menunjukan obstruksi ureter akibat batu.
Indikasi
  • Nephrolitiasis
  • Urethrolitiasis
  • Nephritis
  • Pyelonephritis
  • Trauma akut tractus urinarius
  • Hydroneprosis

Persiapan Pemeriksaan
Sama dengan persiapan pasien yang akan dilakukan operasi seperti puasa.
Persiapan alat
·         media kontra iodium 50 cc, cairan NaCl 100cc
·         spuit dissposible 50 cc                        .
·         needle 19 g
·         handscoen dan haas
·         clamp
·         plaster
·         alkohol dan betadine
·         pesawat sinar X,kaset dan film 24x30 cm dan 30x40 cm
Prosedur Pemeriksaan

            Teknik pemeriksaan Antegrade Pyelografi dilakukan dengan penyuntikan kontras media positif secara percutaneus langsung ke system pelvicalyces dengan menggunakan jarum suntik nomor 22. Penyuntikan dilakukan langsung dan aliran kontras media dikontrol fluoroskopi mulai dari masuknya kontras media ke dalam ginjal, ureter sampai ke kandung kemih. Bila dalam pemeriksaan sebelumnya aliran kontras media berhenti dan dicurigai adanya obstruksi/filling defect, maka pemeriksaan dapat dilanjutkan tindakan Whitaker’s Test sebagai prosedur lanjutan untuk mengevaluasi ketidakjelasan mengenai sebab terjadinya pembesaran dari system pelvicalyces saat disuntikkan kontras media secara percutaneus.
Whitaker’s Test (ditemukan oleh seorang urologist Inggris, Robert Whitaker pada abad 20) dilakukan dengan memasukkan canule secara percutaneus ke dalam renal pelvis dengan aliran kontras media pada kecepatan rata-rata 10 ml/menit dengan dikontrol fluoroskopi dan pada saat bersamaan pencatatan terhadap tekanan aliran kontras media di dalam renal pelvis dan kandung kemih dilakukan untuk mengidentifikasi obstruksi yang terjadi pada kasus yang diragukan sebelumnya.
Kontras media yang disuntikkan untuk setiap pemeriksaan antegrade pyelografi biasanya sekitar 60 ml, kontras ini disuntikkan perlahan-lahan dengan kecepatan rata-rata 10 ml/menit. Selama penyuntikan berlangsung dikontrol dengan fluoroskopi hingga selama lebih kurang 6 menit. Setelah pemeriksaan selesai, hasil fluoroskopi berupa rekaman gambar yang menunjukkan adanya kasus obstruksi dicetak menjadi gambar radiografi (foto rontgen).

2.2 Komplikasi yang Mungkin Terjadi pada Pasien
Pada saat pemeriksaan maupun sesudahnya menyebabkan kemungkinan timbulnya beberapa komplikasi yang terjadi pada pasien. Komplikasi yang mungkin terjadi pada pasien diantaranya :
-        Pendarahan pada organ-organ yang diperiksa
-        Pembekuan darah di dalam nephrostomy tube yang digunakan
-        Pembekuan darah di dalam organ-organ yang diperiksa
-        Gangguan denyut jantung, tekanan darah dan keseimbangan elektrolit tubuh
-        Infeksi bakteri yang disebabkan ketidaksterilan alat
Kontraindikasi Pemeriksaan APG : Teknik Antegrade Pyelografi tidak dapat dilakukan pada pasien yang memiliki gangguan pembekuan darah,


























BAB III

Teknik Antegrade Pyelografi digunakan dalam pemeriksaan dengan dugaan adanya obstruksi yang disebabkan adanya batu, tumor, atau nefrotik papillae pada saluran kemih. Pada kasus obstruksi ini, kontras media yang digunakan tidak dapat masuk ke dalam ginjal sebagaimana mestinya. Oleh karena itu digunakan canule sebagai alat untuk memasukkan kontras media ke dalam ginjal pada teknik Antegrade Pyelografi.
Kontras media yang disuntikkan ke dalam canule dengan kecepatan rata-rata 10 ml/menit dilakukan secara perlahan agar dapat dikontrol aliran masuknya kontras media tersebut dengan fluoroskopi, kontras media yang digunakan biasanya sebanyak 60 ml untuk setiap pemeriksaan. Pemeriksaan dibawah kontrol fluoroskopi ini berlangsung selama 6 menit.
Pemeriksaan teknik Antegrade merupakan tindakan awal yang dilakukan dalam proses pemasangan Percutaneus Nephrostomy (PCN). Nephrostomy tube yang dipasang digunakan sebagai alat yang membantu mengeluarkan urine dari dalam ginjal. Pemasangan nephrostomy tube dapat mengganggu keseimbangan elektrolit tubuh terutama di dalam ginjal, hal ini disebabkan karena banyaknya urine yang keluar melalui alat tersebut.
Dari kontrol fluoroskopi pada pemeriksaan dengan teknik antegrade pyelografi didapatkan hasil berupa gambaran radiografi yang akan menunjukkan klinis yang terjadi pada organ-organ system saluran kemih. Teknik antegrade pyelografi tidak hanya dilakukan untuk mendiagnosa klinis-klinis pada pasien, namun teknik ini juga digunakan untuk memantau system perkemihan setelah dilakukannya tindakan operasi.
Berikut beberapa gambar radiografi hasil pemeriksaaan Antegrade Radiografi :
http://www.urovisual.com/download/?id=1114&sz=3
Gambar di atas menunjukkan pemasukan kontras media melalui canule di dalam ginjal.
                     
                     
Ke empat gambar di atas merupakan hasil dari pemeriksaan antegrade pyelografi yang dikontrol fluoroskopi. Dari gambaran radiografi tersebut terlihat bahwa kontras media dari ginjal tidak dapat mengalir ke vesica urinaria melalui ureter. Dari gambar juga terlihat adanya double J stent yang terpasang pada ginjal sampai ke vesika urinaria. Alat inilah yang membantu mengalirkan kontras media sehingga terkumpul di dalam vesica urinaria.








Berikut ini adalah gambaran radiografi hasil dari pemeriksaan APG di salah satu rumah sakit, dengan pasien bernama Tn, Iyus Supriyatna umur 45 tahun, kontras media yang digunakan diinjeksikan langsung ke ginjal melalui canule yang ujungnya dimasukkan di dalam ginjal.


                        

                     

                       




                     
                                      
              


                
Gambar radiografi (17 gambar) di atas merupakan gambaran radiografi yang diambil pada saat pemeriksaan APG untuk ginjal kanan. Dari gambar terlihat proses pengisian kontras media dari canul hingga ke ureter dan blast.














                       
                       
                                                


                                                                                      
                                                
                      
Gambaran radiografi di atas (23 gambar) merupakan gambaran radiografi dari ginjal kanan pada pasien yang sama saat dilakukan pemeriksaan APG. Dari gambar terlihat dengan jelas proses masuknya zat kontras mengisi ginjal pasien.




Gambaran di atas merupakan gambaran radiografi dari blast dari pasien yang sama setelah dilakukan pemeriksaan APG. Dari gambar terlihat blast sedikit terisi kontras media.











BAB IV
Penutup

4.1. Kesimpulan
            Antegrade Pyelografi adalah teknik pemeriksaan untuk saluran kemih dengan menyuntikkan kontras media secara percutaneus agar didapatkan hasil diagnosa terhadap renal collecting system atau untuk menilai aspirasi urine pada kasus pyelonefrosis.
Whitaker’s Test merupakan salah satu prosedur dalam pemeriksaan dengan teknik Antegrade Pyelografi. Whitaker’s Test dilakukan dengan memasukkan canule secara percutaneus ke dalam renal pelvis, melalui canule ini kontras media disuntikkan dengan kecepatan rata-rata 10 ml/menit dan dikontrol fluoroskopi.
Teknik Antegrade Pyelografi ini dilakukan untuk melihat struktur anatomi organ dan mendeteksi adanya gangguan pada organ-organ saluran kemih. Gangguan-gangguan pada saluran kemih yang sering dilakukan dengan menggunakan teknik antegrade pyelografi berupa kasus obstruksi/filling defect dan pyelonefrosis yang disebabkan karena adanya batu, tumor, atau pun nekrotik papillae.

4.2. Saran
·         Sebelum pemeriksaan di mulai sebaiknya kondisi pasien di periksa kembali dan dipastikan dalam keadaan yang siap untuk dilakukan tindakan Antegrade Pyelografi hal ini untuk mencegah terjadinya hal-hal yang tidak dikehendaki.
·         Semua alat-alat yang akan digunakan harus aman dan dalam keadaan yang steril jika kondisi pasien rentan terhadap perdarahan.
·         Karena kontraindikasi pada pemeriksaan Antegrade Pyelografi adalah pasien dengan gangguan pembekuan darah maka hal tersebut menjadi perhatian utama sebelum tindakan APG dilakukan.




Daftar Pustaka






http://www.scielo.br/scielo.php?script=sci_arttext&pid=s1677-55382005000
Suswaty, Susy. 2009. Bahan ajar Teknik Radiografi dengan Kontras Media untuk Mahasiswa Semester Tiga Sub Materi Antegrade Pyelografi. Poltekkes Depkes Jakarta II. Jakarta.

































BEBERAPA PEMERIKSAAN RADIOGRAFI


JENIS-JENIS PEMERIKSAAN RADIOGRAFI
1.     Barium Enema : sama dengan Colon In Loop

2. Barium Follow Through : pemeriksaan radiografi usus halus dengan media kontras

3.
 Barium Meal : sama dengan OMD

4. Barium Swallow : sama dengan Oesophagography

5. BNO : Blass Nier Oversich atau foto Abdomen

6. BNO IVP (Intravenous Pyelogram) : foto abdomen yang memperlihatkan Tractus Urinaria (ginjal, ureter, blass) dengan media kontras yang disuntikkan melalui vena.

7. Bronchography : pemeriksaan radiografi untuk melihat kerusakanBronkus dengan menggunakan media kontras yang disuntikkan pada trakea.

8. Cardio Thorax Ratio : pengukuran pembesaran jantung berdasarkan hasil foto thorax.

9. CAT : Computed Axial Tomography

10. Caudography : pemeriksaan radiografi dari Caudo Equine dan serabut saraf Lumbal dan Sacral dengan memasukkan bahan kontras.

11. Chepalometri : pemeriksaan radiologi untuk mengukur atau melihat bentuk wajah (biasa dilakukan pada pasien yang hendak pasang kawat gigi)

12. Colecystography : pemeriksaan radiografi untuk melihat kandung empedu dengan menggunakan kontras.

13. Colon In Loop : pemeriksaan radiografi pada usus besar dengan media kontrasbarium sulfat yang dimasukkan intraanal

14. Cor Analisa : pemeriksaan radiografi untuk melihat kelainanjantung (menggunakan media kontras +)

15. DDR : Direct Digital Radiography, menggantikan Image Reseptor, terdiri dari detektor yang langsung mengambil gambar dan mengirimkannya ke komputer.

16. Discography : pemeriksaan radiografi discus invertebralis (menggunakan media kontras +)

17. ECG : Electro Cardiogram atau pemeriksaan Jantung

18. ERCP (Endoscopic Retrogade Cholangio Pancreatography) : pemeriksaan radiografi dari pancreas dan system biliari dengan menggunakan fyber optic endoscopy.

19. Fetography : pemeriksaan radiografi untuk melihat kondisi janin.

20. Fistulography : pemeriksaan radiografi untuk menampakkan luka bekas operasidengan memasukkan media kontras pada hollow organ (GI, bladder)

21. Histerosalfingografi (HSG) : gambar dari rahim dan saluran telur yang diperoleh dari foto rontgen.

22. Lopography : pemeriksaan radiografi untuk melihat Kolon bagian distal.

23. Mamography : pemeriksaan radiografi pada kelenjar mamae.

24. Macroradiography : teknik memperbesar bayangan radiograph.

25. MCU : Micturating Cisto Uretrografi atau pemeriksaan radiografi untuk menilailower urinary tract.

26. MRI : Magnetic Resonance Imaging atau pemeriksaan berbagai organ tubuh dengan pemanfaatan kekuatan magnet untuk pencitraan.

27. MSCT : Multi Slice Computed Tomography

28. Myelography : pemeriksaan radiografi untuk melihat susunan saraf pusat (CNS) pada canalis vertebralis dengan menggunakan media kontras.

29. Oesophagography : pemeriksaan radiografi untuk pharinx sampai Oesophagus(dengan media kontras).

30. Oesophagus Maag Duodenum (OMD) : pemeriksaan radiografi pada lambung(dengan menggunakan media kontras)

31. Panoramic Photo : pemeriksaan radiografi dental untuk melihat seluruh gigitanpa overlapping.

32. Pediatric Radiography : teknik radiografi pada anak.

33. Pelvimetri : teknik radiografi untuk mengukur rongga pelvis.

34. Percutaneous Transhepatic Cholangiography (PTC) : pemeriksaan radiologi invasive (pembedahan) untuk melihat duktus biliaris dengan media kontras.

35. Placentography : pemeriksaan radiografi untuk melihat placenta pada ibu hamildengan menggunakan bahan kontras, dilakukan pada minggu ke 28 (strimeter III) kehamilan.

36. Post Operative Choledocography : pemeriksaan radiografi pada system biliarisaat 10 hari setelah operasi sebelum kateter dicabut.

37. Renography : pemeriksaan radiografi untuk melihat fungsi ginjal.

38. Retrograde Cystography : pemeriksaan radiografi pada system urinaria (khusus memeriksa kandung kemih dan uretra) dengan menggunakan media kontras yang dimasukkan melalui uretra.

39. Retrograde Phyelography : pemeriksaan radiografi system urinaria dengan memasukkan media kontras dengan kateter berlawanan dengan system urinaria.

40. Retrogade Uretrography : pemeriksaan radiografi uretra (biasa dilakukan pada laki-laki) dengan menggunakan media kontras yang dimasukkan melalui uretra distal.

41. Sialography : pemeriksaan radiografi untuk melihat kelenjar ludah dan salurannya (menggunakan media kontras).

42. SPN foto : Foto Sinus Para Nasal

43. Stereoradiography : pemeriksaan radiografi untuk menghasilkan bayangan 3D yang menggunakan alat stereoskop untuk melihatnya.

44. USG (Ultrasonography) : pemeriksaan dalam bidang penunjang radiodiagnostik yang memanfaatkan gelombang ultrasonik dengan frekuensi yang tinggi dalam menghasilkan imaging tanpa menggunakan radiassi, tidak menimbukan rasa sakit (non traumatic), tidak menimbulkan efek samping, relatif murah, pemeriksaannya cepat dan persiapan serta peralatannya lebih mudah.

45. Vaginography : pemeriksaan radiografi pada vagina (menggunakan media kontras +)

46. Voiding Cysto Uretrography (VCU) : pemeriksaan radiografi pada kandung kemih dengan media kontras setelah pemeriksaan cystografi.